Pagi yang Berbeda di Tanah Rencong: Kisah Kecemasan dan Ketegangan Pasca Gempa Bumi
Pagi yang Berbeda di Tanah Rencong: Kisah Kecemasan dan Ketegangan Pasca Gempa Bumi Pagi itu, di Tanah Rencong, suasana terasa begitu berbeda. Seakan-akan gelisah yang tak terdefinisi merayapi ketenangan yang biasanya terasa. Tiba-tiba, getaran kuat membuyarkan tidur lelapku, dan bumi di bawah kaki bergoyang-goyang, mengingatkanku pada kekuatan alam yang kadang-kadang begitu tak terduga. Suara debur ombak masih terdengar jelas, menambah intensitas ketegangan yang menggetarkan telingaku. Dalam kebingungan, aku berusaha meraih kesadaranku yang tersisa, mencoba memahami apa yang sedang terjadi di sekelilingku, seperti puzzle yang harus segera dirangkai. Aku: "Umah, Isah, cepat bangun! Kita harus keluar sekarang!" Umah: "Apa yang terjadi?" Isah: "Gempa bumi, kita harus segera pergi!" Aku dan kedua sahabatku, Umah dan Isah, berusaha mengumpulkan kesadaran. Saat kesadaran kami kembali sepenuhnya, kami menyadari bahwa sedang terjadi gempa bumi. Tanpa ragu, ak