Fisika Kelas X BAB 1 HAKIKAT ILMU FISIKA DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
BAB I HAKIKAT ILMU FISIKA DAN KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM
A. Hakikat Fisika
Fisika merupakan
cabang dari sains. Apakah sains itu? Sains dalam bahasa inggris “science”
berasal dari bahasa latin “scientia” yang berarti pengetahuan. Sains adalah
suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam melalui pengamatan,
eksperimen, dan analisis. Sebagai cabang dari sains fisika adalah ilmu
pengetahuan alam yang mempelajari materi dan energy serta interaksi antara
keduanya.
Tiga cabang
utama sains yaitu fisika, biologi, dan kimia.
Ada berbagai
pandangan dan pendapat tentang apa itu hakikat sains. Collette dan chiappetta
(1994) menyatakan bahwa “sains pada hakikatnya merupakan sebuah produk atau
kumpulan pengetahuan (a body of knowledge), sikap atau cara berpikir (a way of
thinking), dan proses atau cara untuk menyelidiki (a way of investigating)”
Fisika adalah
cabang dari sains sehingga hakikat fisika adalah sama dengan hakikat
sains. Hakikat fisika adalah fisika
sebagai produk (a body of knowledge) fisika sebagai sikap (a way of thinking)
dan fisika sebagai proses (a way of investigating)
1. Produk dan sikap ilmiah
a. Produk ilmiah
Pada fisika, kumpulan pengetahuan yang disebut produk
fisika dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hokum, rumus, teori, dan model.
1)
Fakta adalah keadaan atau kenyataan yang
sesungguhnya dari segala peristiwa yang terjadi di alam.
2)
Konsep adalah abstraksi dari berbagai kejadian,
objek, fenomena, dan fakta
3)
Rumus adalah pernyataan matematis dari suatu
fakta, konsep, prinsip, hokum, dan teori. Dalam rumus kita bisa melihat
keterkaitan antara konsep-konsep dan variable-variabel. Pada umumnya prinsip
dan hokum dapat dinyatakan secara matematis. Misalnya, hokum newton dapat
dinyatakan dengan rumus F = ma dan prinsip pascal dapat dinyatakan sebagai .
4)
Suatu ide, struktur, atau system dapat
dipresentasikan untuk memodelkan fenomena yang tidak dapat dilihat yang coba
dijelaskan oleh ilmuwan. Model sangat berguna untuk membantu memahami suatu
fenomena alam atau suatu teori.
5)
Istilah prinsip dan hokum sering
digunakan secara bergantian karena dianggap sebagai sinonim. Hokum fisika
adalah suatu aturan dasar yang menyimpulkan pengamatan berkaitan untuk
menjelaskan suatu pola kejadian alam.
6)
Teori fisika adalah suatu penjelasan
berdasarkan pada berbagai pengamatan yang didukung oleh hasil-hasil eksperimen.
teori digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang tersembunyi atau tidak dapat
langsung diamati. Misalnya teori atom, teori kinetic gas, atau teori
relativitas. Teori mungkin berfungsi sebagai penjelasan untuk hukum-hukum.
b. Sikap ilmiah
Orang bertindak dan bersikap dengan
pemikirannya sehingga akhirnya melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah. Pikiran dan
sikap baik yang anda perlukan untuk melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah, antara
lain rasa ingin tahu dan rasa penasaran yang besar, diiringi dengan rasa
percaya, objektif, jujur, dan terbuka serta mau mendengarkan pendapat orang
lain. Sikap-sikap inilah yang kemudian memaknai hakikat fisika sebagai sikap
atau “ a way of thinking ”. berikut daftar beberapa sikap ilmuan yang baik.
·
Pengamatan tajam
Setelah ilmuan merumuskan masalah, ia
harus membuat pengamatan yang hati-hati dan melakukan pengukuran yang akurat
dengan bantuan peralatan-peralatan ilmiah.
·
Objektif
Ilmuan harus berpikir secara sistematik
dan menganalisa kejadian untuk memberi hipotesis dan menarik kesimpuan yang
akurat. Ilmuan tidak boleh langsung melompat ke kesimpulan tetapi membuat
generalisasi berdasarkan pada pengamatn yang dapat diuji kebenarannya (dapat
diulang)
·
Kemauan berbagi
Ilmuan harus mempertahankan catatan
akurat sehingga mereka dapat meneruskan informasi ke ilmuan lainnya. Sering
kali, ilmuan mempublikasikan penemuan mereka ke illmuwan lainnya untuk menelaah
dan melaksanakan eksperimen yang serupa sebelum teori ilmiah disetujui.
·
Berfikir terbuka
Ilmuwan harus memiliki pendapat yang
fleksibel. Mereka harus mau mengubah pendapat dan memodifikasi hipotesis yang
telah dibuat jika hasil penelitian baru menunjukan bahwa pendapat tersebut
perlu dikoreksi.
·
Rasa ingin tahu dan penasaran
Akhirnya, ilmuwan harus selalu ingin
atahu dan secara kontinu menanyakan pertanyaan mengapa? Dengan cara tersebut
mereka akan mengarah pada hipotesis baru untuk diuji dengan eksperimen dan seterusnya. Sehingga lebih lanjut imuwan
akan mampu memahami alam semesta dengan lebih baik.
Daftar beberapa kecakapan ilmiah untuk
menjadi peneliti sains:
·
Mengamati
Artinya menggunakan lima indera untuk membuat
pengamatan dan pengukuran
·
Menarik kesimpulan
Artinya menggunakan pengamatan dan
pengukuran untuk menjelaskan mengapa sesuatu terjadi. Seorang ilmuwan
memerhatikan pola dalam pengamatannya sehingga ia dapat menarik suatu
kesimpulan umum
·
Komunikasi
Artinya untuk membagi ilmu dan informasi,
para ilmuwan berkomunikasi dalam bentuk suatu laporan tertulis yang mungkin
menggunakan diagram, table, grafik, dan bagan.
·
Perencanaan
Artinya sebelum menampilkan suatu
penyelidikan, ilmuwan merencanakan secara hati-hati termasuk dalam memutuskan
peralatan apa yang akan digunakan dan uji apa yang akan dilaksanakan.
2. Metode ilmiah
Untuk menghasilkan produk fisika seperti hokum dan
teori, fisikawan menempuh proses fisika yang disebut proses ilmiah atau lebih
dikenal dengan sebutan metode ilmiah.
Langkah-langkah utama dalam metode ilmiah adalah
sebagai berikut
a.
Melaksanakan pengamatan atau observasi
b.
Merumuskan masalah
c.
Kajian pustaka atau mengumpulkan informasi
d.
Membuat hipotesis atau dugaan sementara
e.
Melakukan eksperimen
f.
Menganalisis data
g.
Menarik kesimpulan
h.
Mengulangi kerja ilmiah
a.
Melaksanakan pengamatan atau observasi
Dua cara yang dapat dilakukan
1)
Pengamatan kuantitatif
Yaitu pengamatan dengan mengamati data berupa
angka-angka
2)
Pengamatan kualitatif
Yaitu pengamatan yang dilakukan menggunakan indera
kita
b.
Merumuskan masalah
Perumusan masalah dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan –pertanyaan mengenai objek penelitian. Dengan ketentuan-ketentuan
sebagai berikut
1)
Pertanyaan harus dinyatakan secara jelas
2)
Pertanyaan tidak menimbulkan penafsiran ganda
3)
Rumusan masalah dinyatakan dengan kalimat Tanya,
yaitu apa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana
c.
Kajian pustaka atau mengumpulkan informasi
Merupakan panduan-panduan dari beberapa literature
yang mendukung teori-teori yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian. Kajian
pustaka dapat berupa buku-buku maupun informasi-informasi yang ada di internet.
d.
Membuat hipotesis atau dugaan sementara
Merupakan suatu ide atau dugaan sementara tentang
penyelesaian masalah yang diajukan dalam penelitian ilmiah atau proyek ilmiah.
Hipotesis dirumuskan atau dinyatakan sebelum penelitian seksama atas topic yang
dikehendaki dilakukan. Hal yang perlu diingat jika menurut hasil pengujian
ternyata hipotesis tidak benar bukan berarti penelitian yang dilakukan salah
melainkan hipotesisnya yang mungkin harus dirubah.
e.
Melakukan eksperimen
Eksperimen dirancang dan dilakukan untuk menguji
hipotesis yang diajukan.
Ada tiga jenis variable yang perlu diperhatikan pada
eksperimen, yaitu :
1)
Variable bebas, yaitu variable yang dapat diubah
secara bebas oleh peneliti
2)
Variable terikat, yaitu variable yang diteliti,
perubahannya bergantung pada variable bebas
3)
Variable control, yaitu variable yang selama
eksperimen dipertahankan tetap
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
eksperimen
1)
Usahakan hanya terdapat satu variable bebas
selama eksperimen
2)
Pertahankan kondisi yang tetap pada
variable-variabel yang diasumsikan konstan
3)
Lakukan eksperimen berulang kali untuk
memvariasi hasil
4)
Catat hasil eksperimen secara lengkap dan
seksama.
f.
Menganalisis data
g.
Menarik kesimpulan
Merupakan ringkasan analisis data yang menghubungkan hasil
eksperimen dengan hipotesis
h.
Mengulangi kerja ilmiah
B. Keselamatan kerja di laboratorium
1.
Aturan –aturan keselamatan kerja
Berikut ini
beberapa petunjuk yang harus anda ikuti agar eksperimen yang anda lakukan di
dalam laboratorium berjalan aman.
a.
Aturan – aturan keselamatan umum
1)
Baca beberapa kali semua petunjuk untuk
melakukan eksperimen
2)
Jangan pernah melakukan kegiatan yang tidak
diizinkan oleh guru.
3)
Jangan pernah menggunkan peralatan, kecuali anda
telah diberi izin
4)
Selalu berhati-hati untuk tidak menumpahkan
bahan-bahan di dalam laboratorium
5)
Jangan pernah makan makanan atau kudapan di
dalam laboratorium
6)
Cuci tangan anda sebelum dan sesudah melakukan
eksperimen
7)
Setelah eksperimen dilakukan bersihkan daerah
kerja anda dan kembalikan semua peralatan ke tempat semula
8)
Padamkan semua pembakar sebelum meninggalkan
laboratorium
b.
Aturan-aturan keselamatan mata
1)
Gunakan kacamata pelindung untuk keselamatan
saat anda akan bekerja dengan zat-zat kimia.
2)
Jika terjadi kontak antara mata dengan zat-zat
kimia segera bilas dengan air
c.
Keselamatan terhadap benda panas
1)
Laksanakan prosedur yang sesuai ketika
menyalakan sebuah pembakar Bunsen
2)
Untuk menghindari sengatan panas gunakan jepitan
atau tang dan pemegang tabung uji atau sarung tangan tahan api
3)
Ketika anda memanaskan sebuah tabung uji atau
botol uji selalu arahkan menjauhi diri sendiridan teman kerja anda
d.
Keselamatan terhadap api
1)
Ketika bekerja di dekat nyala api yang terbuka,
ikat rambut panjang untuk menjaganya dari sambaran api
2)
Jangan melintas di dekat suatu nyala api yang
terbuka
3)
Jangan memanaskan zat apapun dalam suatu wadah
yang tertutup
4)
Jangan memanaskan pelarut-pelarut yang dapat
terbakar secara langsung
5)
Pahami lokasi dan cara menggunakan alat pemadam
kebakaran dan baju tahan api.
e.
Keselamatan terhadap peralatan mudah pecah
1)
Periksa apakah pada alat mudah pecah terdapat
retakan atau gumpilan
2)
Jangan memaksa saat memasang tabung kaca ke
penjepit berkaret
3)
Jangan memanaskan alat mudah pecah yang belum
benar-benar kering
4)
Jangan mengangkat alat mudah pecah kecuali anda
yakin alat tersebut tidak panas
5)
Laporkan segera kepada guru jika anda telah
memecahkan alat mudah pecah
6)
Setelah mencuci alat mudah pecah yang telah
selesai dipakai biarkan udara yang akan mengeringkannya.
f.
Keselamatan terhadap listrik
1)
Jaga tangan anda selalu kering untuk menghindari
sengatan-sengatan listrik akibat terjadi persentuhan dengan sakelar-sakelar
listrik, stop kontak, dan kawat listrik.
2)
Jangan menggunakan kabel sambungan yang terlalu
panjang untuk menghubungkan peralatan listrik
3) Pengubahan atau penyetelan rangkaian-rangkaian listrik hanya boleh dilakukan jika rangkaian telah diputus dari suplay daya listriknya
4) Jangan menghubungkan terlalu banyak peralatan listrik ke sebuah stop kontak listrik, karena stop kontak dapat mengalami beban lebih sehingga dapat menyebabkan kebakaran.
untuk lebih lengkapnya silakan bisa di download disini.
Comments
Post a Comment